Pengaruh Mataram di Jawa Barat : Menapak sejarah Indramayu
Wilayah Indramayu, yang pada akhir abad ke-15 hingga
awal abad ke-16 baru dikenal dengan sebutan Cimanuk (lidah
Cina menyebut Ciao-c’iang-wan, lidah Portugis menyebut
Chemano atau Chiamo), saat memasuki abad ke-17 mendapatkan
pengaruh kekuasaan yang jelas. Pengaruh itu tampak ketika
terjadi pergeseran kekuasaan di Jawa yang mengarah pada
kekuatan Kerajaan Mataram (Islam). Berdirinya kerajaan
tersebut merupakan rentetan panjang peristiwa jatuhbangunnya
kerajaan-kerajaan Islam di Jawa Tengah, dari
Demak, Pajang, hingga Mataram.
Saat Mataram menguasai sebagian besar Pulau Jawa, nama
Indramayu disebut-sebut dalam berbagai sumber sebagai lokasi
”transmigran lokal” asal Jawa yang ditempatkan raja Mataram,
Sultan Agung.
Buku Sejarah Indramayu yang ditulis Dasuki menyebutkan:
Pada tahun 1630 Sultan Agung mentransmigrasikan
penduduk dari Mataram dan sekitarnya untuk menetap di
Karawang, Ukur (Bandung), Sumedang, Ciasem, Cilamaya, dll.
Diperintahkan untuk membuka tanah pertanian dan akan
dijadikan persediaan bekal tentara menyerang Batavia. Tahun
1641 Mataram memperbanyak transmigran, yaitu ke Indramayu
Tidak ada salinan data
Penerbit
Rumah Pustaka :
Indramayu.,
2017
Deskripsi Fisik
xxiv halaman + 230 halaman, 13,5 cm x 20 cm
ISBN/ISSN
978-979-0122-21
Pernyataan Tanggungjawab
saptaguna,supalikasim
Tidak tersedia versi lain